GarudaNews (Probolinggo) – Tragedi kecelakaan bus wisata terjadi di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu (14/9/2025).
Sebuah bus yang mengangkut rombongan keluarga karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember mengalami kecelakaan fatal saat perjalanan pulang dari wisata ke kawasan Gunung Bromo.
Bus Hino berpelat nomor P 7221 UG yang dikemudikan oleh Al Bahri bersama kernetnya, Mergi, membawa total 53 penumpang. Rombongan ini sebelumnya melakukan kegiatan tamasya sekaligus syukuran atas kelulusan salah satu karyawan.
Saat menuruni jalur curam yang menikung di wilayah Lumbang, bus mengalami gangguan sistem pengereman. Akibat rem blong, kendaraan tidak mampu dikendalikan dan akhirnya menabrak pembatas jalan di sisi kanan serta menghantam sebuah sepeda motor dengan nomor polisi N 2856 OE. Insiden terjadi sekitar pukul 11.45 WIB.
Kecelakaan ini menelan korban jiwa sebanyak delapan orang. Sementara itu, puluhan lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan berbeda, mulai dari ringan hingga berat. Mereka dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit dan puskesmas setempat.
Pemilik RSBS Jember, dr. Faida, menjelaskan "total penumpang bus berjumlah 53 orang, terdiri dari karyawan dan anggota keluarga. Dari jumlah itu, 24 orang mengalami luka ringan dan hanya membutuhkan perawatan jalan. Sementara 21 orang lainnya mengalami luka cukup serius. Di antaranya, delapan pasien harus menjalani operasi tulang dan satu orang memerlukan tindakan bedah saraf karena cedera kepala berat" jelasnya.
Jenazah delapan korban yang meninggal telah dimakamkan. Tujuh di antaranya dimakamkan di Kabupaten Jember, dan satu orang dimakamkan di Madiun.
Untuk mengusut penyebab pasti kecelakaan, Korlantas Polri menurunkan tim investigasi khusus bekerja sama dengan Polda Jawa Timur dan Polres Probolinggo.
Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri, Brigjen Pol Faizal menyampaikan, tim penyidik akan memakai perangkat analisis kecelakaan canggih, seperti Traffic Accident Analyzer (TAA) dan radar serta drone 3D.
"Dengan alat ini, kita bisa merekonstruksi kejadian secara akurat, mulai dari posisi kendaraan sebelum, saat, hingga setelah kecelakaan terjadi," ungkapnya
Editor : Eby